Sejarah awal kalung / necklace

 Hello readers, kali ini saya akan menceritakan tentang kalung, Sebuah kalung adalah jenis perhiasan atau aksesoris yang digunakan di leher. Kalung sendiri hadir daam berbagai jenis dan desain, misalnya saja kalung rantai, kalung manik, ataupun kalung mutiara dan lainnya. Sedangkan, liontin adalah perhiasan yang digunakan sebagai penghias kalung dengan berbagai model dan bentuk. Liontin sendiri hadir dalam bebagai jenis, seperti liontin batu permata, batu mulia, logam emas, berlian, ataupun lainnya. Panjang kalung sendiri hadir dalam ukuran yang bervariasi, dari kalung pendek hingga yang sangat panjang.Sama halnya dengan jenis perhiasan lainnya, kalung pun menjadi sebuah perhiasan yang penting dalam menunjang penampilan dari orang yang menggunakannya. Sebagai sesuatu yang bernilai, kalung pun pun dijadikan sebagai nilai sebuah kekayaan, kekuasaan, afiliasi, prestise, tingkat sumber daya dan keahlian, unsur-unsur dan posisi.

Umumnya, sebuah kalung terbuat dari logam, manik-manik kaca, ataupun batu permata. Nah, dahulu sebuah kalung sederhana teruat dari serangkaian bahan alami seperti kerang, gigi, ataupun tulang belulang. Jenis lain dari sebuah kalung adalah Celtic Kuno ysang terbuat dari logam berbentuk bengkok seperti bulan sabit yang ditemukan di Skotlandia dan Irlandia sekitar 1800-1500 SM. 

Perhisan kalung sendiri dibuat untuk menunjang penampilan seseorang saat menggunakannya dengan bentuk dan model yang beragam. Tak hanya itu, kalung pun dibuat berbeda-beda disetiap daerah. Misalnya saja, kalung pada jaman Romawi klasik, Yunani, Mesir ataupun daerah lain. 

Pada abad pertengahan, perhiasan menjadi sebuah elemen yang identic dengan sebuah gaun, salahsatunya kalung dan bros. satu set perhiasan kalung emas dengan liontin sebuah batu permata akan memperlihatkan status sosial dan kekayaan dari orang yang menggunakannya.

Pada abad ke-18, kalung baru disahkan sebagai perhiasan untuk wanita, bersamaan dengan bros, anting, gelang, serta liontin. Sedangkan pada abad ke-20 perhiasan kalung mulai digunakan bersamaan dengan menggunakan gaun untuk acara pesta. Tak hanya itu, materialnya pun mulai berkembang dengan menggunakan plastik dan beberapa bahan lain dengan menggunakan teknologi baru yang dapat memproduksi secara masal.

Pada akhir abad ke-20, kalung mulai menjadi sebuah aksesoris fashion yang memenuhi kebutuhan hampir setiap wanita. Banyak wanita yang memadukan gaun mereka dengan kalung emas, berlian, ataupun mutiara. Kalung berlian merupakan salah satu kalung yang tergolong mahal yang memiliki simbol, galmor, kekayaan, dan prestise sepanjang sejarah. 

Sedangkan kalung mutiara adalah pilihan kebanyakan wanita Romawi pada abad ke-18. Mutiara pun disukai oleh Ratu Elizabeth I. Pada abad ke-18, menggunakan kalung tak hanya untuk wanita saja, pria pun memakainya. Hal ini pun menjadi tren di akhir abad ke-20 pada saat musik hi hop mulai lekat dengan kalung emas dengan ukuran yang panjang dan besar.

Komentar