
Umumnya, sebuah kalung terbuat dari logam, manik-manik kaca, ataupun batu permata. Nah, dahulu sebuah kalung sederhana teruat dari serangkaian bahan alami seperti kerang, gigi, ataupun tulang belulang. Jenis lain dari sebuah kalung adalah Celtic Kuno ysang terbuat dari logam berbentuk bengkok seperti bulan sabit yang ditemukan di Skotlandia dan Irlandia sekitar 1800-1500 SM.
Perhisan kalung sendiri dibuat untuk menunjang penampilan seseorang saat menggunakannya dengan bentuk dan model yang beragam. Tak hanya itu, kalung pun dibuat berbeda-beda disetiap daerah. Misalnya saja, kalung pada jaman Romawi klasik, Yunani, Mesir ataupun daerah lain.
Pada abad pertengahan, perhiasan menjadi sebuah elemen yang identic dengan sebuah gaun, salahsatunya kalung dan bros. satu set perhiasan kalung emas dengan liontin sebuah batu permata akan memperlihatkan status sosial dan kekayaan dari orang yang menggunakannya.
Pada abad ke-18, kalung baru disahkan sebagai perhiasan untuk wanita, bersamaan dengan bros, anting, gelang, serta liontin. Sedangkan pada abad ke-20 perhiasan kalung mulai digunakan bersamaan dengan menggunakan gaun untuk acara pesta. Tak hanya itu, materialnya pun mulai berkembang dengan menggunakan plastik dan beberapa bahan lain dengan menggunakan teknologi baru yang dapat memproduksi secara masal.
Pada akhir abad ke-20, kalung mulai menjadi sebuah aksesoris fashion yang memenuhi kebutuhan hampir setiap wanita. Banyak wanita yang memadukan gaun mereka dengan kalung emas, berlian, ataupun mutiara. Kalung berlian merupakan salah satu kalung yang tergolong mahal yang memiliki simbol, galmor, kekayaan, dan prestise sepanjang sejarah.
Sedangkan kalung mutiara adalah pilihan kebanyakan wanita Romawi pada abad ke-18. Mutiara pun disukai oleh Ratu Elizabeth I. Pada abad ke-18, menggunakan kalung tak hanya untuk wanita saja, pria pun memakainya. Hal ini pun menjadi tren di akhir abad ke-20 pada saat musik hi hop mulai lekat dengan kalung emas dengan ukuran yang panjang dan besar.
Komentar
Posting Komentar